Pernahkah kamu berpikir mengapa sebuah desa wisata bisa tiba-tiba viral, ramai wisatawan kunjungi, dan menjadi pembicaraan di media sosial? Di balik semua itu, ada strategi komunikasi yang matang dan peran humas destinasi sangat vital di dalamnya.
Humas atau hubungan masyarakat dalam dunia pariwisata bukan hanya tentang menyebarkan informasi. Ia adalah seni membangun citra, menjalin kepercayaan, dan menciptakan narasi yang kuat agar suatu destinasi tidak hanya masyarakat kenal, tetapi juga publik ingat. Dalam era digital yang serba cepat ini, strategi kehumasan yang efektif bisa membuat perbedaan besar antara destinasi yang berkembang dan yang terlupakan.
Di artikel ini, kamu akan mempelajari dasar-dasar humas, bagaimana penerapannya dalam pariwisata, serta taktik-taktik khusus yang bisa kamu gunakan untuk mengembangkan destinasi wisata. Kita juga akan membahas contoh nyata penerapan strategi humas oleh Desa Wisata Kesawen yang bisa menjadi inspirasi.
Table of Contents
ToggleDasar-Dasar Hubungan Masyarakat (Humas)
Sebelum masuk ke ranah pariwisata, kamu perlu memahami terlebih dahulu apa itu humas secara umum. Hubungan Masyarakat (Humas) adalah proses komunikasi strategis antara organisasi dan publik untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan. Tujuannya bukan sekadar menyebarkan informasi, tetapi juga membentuk persepsi publik, mengelola isu, dan membangun citra positif.
Praktik humas mencakup berbagai aktivitas seperti penulisan press release, konferensi pers, kerja sama dengan media, komunikasi krisis, serta manajemen reputasi di platform online dan offline. Seorang profesional humas harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, empati, kreativitas, dan pemahaman tentang psikologi publik.
Baca Juga: Bagaimana Menyulap Destinasi Terkendala Akses Jadi Populer?
Humas dalam Pariwisata
Dalam konteks pariwisata, humas destinasi berperan dalam membangun citra positif suatu tempat wisata, menjalin hubungan dengan media, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya, serta merespons berbagai isu yang muncul di lapangan.
Humas juga menjadi ujung tombak dalam menyebarkan cerita unik tentang destinasi, baik dari aspek budaya, alam, sejarah, maupun masyarakatnya. Melalui strategi komunikasi yang tepat, sebuah destinasi bisa memiliki identitas yang kuat dan dikenal luas oleh wisatawan domestik maupun internasional.
Penting untuk kamu ketahui, keberhasilan promosi pariwisata tidak hanya berdasar pada kualitas destinasi, tetapi juga pada bagaimana destinasi tersebut dikomunikasikan ke publik. Inilah mengapa peran humas destinasi semakin strategis di era digital seperti sekarang.
Brand Awareness dan Brand Recall: Dua Pilar Utama Humas Destinasi
Dalam dunia kehumasan, ada dua istilah penting yang wajib kamu pahami, yakni brand awareness dan brand recall.
Brand Awareness
Merujuk pada tingkat kesadaran publik terhadap suatu merek atau destinasi. Semakin tinggi brand awareness, semakin besar kemungkinan destinasi tersebut mendapat perhatian dan pertimbangan calon wisatawan.
Brand Recall
Mengacu pada seberapa mudah publik mengingat suatu destinasi saat mereka memikirkan jenis wisata tertentu. Misalnya, ketika kamu memikirkan wisata budaya di Jawa Tengah, apakah nama “Desa Kesawen” langsung terlintas di benakmu?
Peran humas destinasi di sini adalah memastikan bahwa nama, citra, dan nilai-nilai suatu destinasi terus tertanam di benak publik melalui berbagai kanal komunikasi. Baik melalui media cetak, digital, maupun interaksi langsung di lapangan.
Baca Juga: Sudah Tahu Komunikasi Pemasaran Wisata Itu Apa? Yuk Cek!
Strategi Humas untuk Mengembangkan Destinasi Wisata
Ada berbagai pendekatan yang bisa humas destinasi lakukan untuk mengembangkan sebuah tempat wisata. Namun secara umum, taktik humas terbagi ke dalam tiga kategori utama: written tactics, spoken tactics, dan visual tactics.
Ketiga taktik ini saling melengkapi dan jika digunakan secara konsisten, akan menciptakan dampak yang besar terhadap persepsi publik dan popularitas destinasi. Berikut merupakan ketiga taktik atau strategi humas yang sering digunakan untuk mengembagkan destinasi wisata berdasarkan contohnya.
Written Tactics: Membangun Citra Lewat Tulisan
Strategi humas berbasis tulisan merupakan salah satu cara paling efektif untuk membentuk narasi dan menyebarkan informasi resmi.
Contoh Penerapan:
Desa Wisata Kesawen memanfaatkan newsletter dan media cetak lokal untuk menyampaikan informasi seputar aktivitas, potensi, dan acara budaya yang berlangsung di desa tersebut Widyastuti & Huwae (2025). Artikel-artikel ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mengedukasi publik tentang kekayaan lokal yang dimiliki desa.
Melalui buletin dan koran lokal, pesan yang ingin disampaikan bisa menyasar langsung ke segmen masyarakat tertentu yang mungkin belum aktif di media sosial. Taktik ini juga sangat berguna untuk membangun kredibilitas di mata media dan lembaga pemerintahan.
Baca Juga: Ini Dia Alat Marketing Wisata yang Bikin Destinasi Ini Jadi Viral!
Spoken Tactics: Komunikasi Langsung yang Meninggalkan Kesan
Berbeda dari taktik tulisan, spoken tactics berfokus pada komunikasi verbal. Ini mencakup pidato, diskusi panel, presentasi, hingga wawancara media.
Contoh Penerapan:
Dalam upaya promosi, Desa Kesawen memanfaatkan kesempatan berbicara dalam event expo untuk menjalin komunikasi langsung dengan wartawan dan pengunjung. Ini termasuk melakukan special types of speaking opportunities, seperti menghadirkan perwakilan desa di stan pameran yang secara aktif menjelaskan tentang keunikan budaya dan pengalaman wisata yang bisa dinikmati.
Kehadiran langsung dan komunikasi tatap muka memberikan kesan yang lebih mendalam, memperkuat citra destinasi, dan membuka peluang untuk diliput oleh media.
Visual Tactics: Menyampaikan Cerita Lewat Gambar
Di era media sosial, visual merupakan alat komunikasi yang sangat kuat. Foto dan video mampu menyampaikan emosi, cerita, dan pengalaman dalam sekejap.
Contoh Penerapan:
Desa Wisata Kesawen aktif membagikan konten visual di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Mereka menampilkan foto-foto alam pedesaan, video singkat tentang kegiatan budaya, hingga testimoni dari pengunjung.
Konten visual yang menarik dan autentik berpotensi viral, sekaligus menjadi cara efektif untuk menjangkau generasi muda yang lebih aktif mengonsumsi konten digital. Strategi ini tidak hanya menciptakan awareness, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan calon wisatawan.
Baca Juga: Instagram vs TikTok Tourism: Panduan Konsultan Membuat Destinasi ‘Viral-Worthy’
Wujudkan Karier Profesional sebagai Humas Destinasi Bersertifikasi
Kalau kamu tertarik untuk berkarier di bidang kehumasan pariwisata, langkah awal yang bisa kamu ambil adalah mengikuti Sertifikasi Manajer Humas Destinasi di LSPP Jana Dharma Indonesia.
Melalui sertifikasi ini, kamu akan mendapatkan pengakuan resmi atas kompetensimu sekaligus memperluas peluang untuk bekerja di sektor pariwisata, pemerintahan, hingga industri kreatif.
Kenapa Sertifikasi di LSPP Jana Dharma Indonesia?
- Sertifikat resmi dari BNSP yang diakui secara nasional
- Perluasan jaringan profesional di bidang pariwisata dan komunikasi
- Konsumsi gratis selama proses sertifikasi
- Materi pelatihan yang aplikatif dan sesuai kebutuhan industri
- Dapat digunakan untuk mendukung jenjang karier atau lulus seleksi kerja di lembaga formal
Dengan mengikuti sertifikasi ini, kamu tidak hanya mendapatkan legalitas sebagai profesional humas destinasi, tapi juga kemampuan praktis untuk menerapkan berbagai strategi komunikasi yang telah dibahas di atas. Yuk, ambil langkah awal sekarang juga!
Industri pariwisata Indonesia sedang berkembang pesat dan membutuhkan tenaga profesional yang mampu mengelola komunikasi secara strategis. Jika kamu ingin menjadi bagian dari perkembangan ini, sertifikasi humas destinasi adalah langkah terbaik untuk memulai.
Untuk informasi lebih lanjut dan proses pendaftaran, hubungi kami:
WhatsApp : +6285191630530
Telp : 0274 543 761 (Ninda)
Instagram : @jana_dharma_indonesia
Email : lspp.janadharmaindonesia@gmail.com