Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang penuh dengan makna spiritual, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Selain menjadi momen untuk melaksanakan ibadah kurban dan mempererat silaturahmi, libur Idul Adha juga menjadi waktu yang tepat untuk merenung, memperkuat iman, dan mendalami kembali nilai-nilai keislaman. Salah satu cara yang semakin populer di kalangan umat Islam adalah dengan melakukan wisata religi.
Berbeda dengan wisata hiburan biasa, wisata religi memberi pengalaman spiritual dan edukatif yang mendalam. Saat libur panjang seperti Idul Adha, mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah dan spiritual Islam tidak hanya memperkaya wawasan, tapi juga memperhalus jiwa. Terutama jika dilakukan bersama keluarga, wisata religi dapat menjadi sarana pembelajaran nilai agama secara nyata dan menyentuh hati.
Table of Contents
ToggleApa Itu Wisata Religi?
Wisata religi adalah bentuk perjalanan wisata yang memiliki tujuan spiritual dan keagamaan. Aktivitas ini dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperdalam ilmu agama, serta mengambil pelajaran dari jejak sejarah dan tokoh-tokoh Islam terdahulu. Dalam islam sendiri terdapat dalil yang berkaitan dengan anjuran wisata religi ini. Seperti dalam Surat Al-Ankabut ayat 20 yang mengatakan bahwasanya:
Katakanlah, “Berjalanlah di (muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan (semua makhluk). Kemudian, Allah membuat kejadian yang akhir (setelah mati di akhirat kelak). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat tersebut, kita dapat memaknai bahwasanya Allah juga menganjurkan umatnya untuk berwisata atau berkeliling di muka bumi ini sebagai tujuan untuk refleksi diri dan memaknai kebesaranNya. Selain itu juga terdapat dalil dari Imam Al-Ghazali yang mengatakan bahwasanya:
Ziarah kubur disunahkan secara umum dengan tujuan untuk mengingat (kematian) dan mengambil pelajaran, dan menziarahi kuburan orang-orang shalih disunahkan dengan tujuan untuk tabarruk (mendapatkan barakah) serta pelajaran. (Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dien, juz 4, halaman: 521).
Dalil tersebut menegaskan bahwasanya ziarah kubur menjadi hal yang sunah dengan tujuan untuk mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh agama dan menjadi sarana refleksi diri untuk meningkatkan keimanan.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Wisata Ziarah di Jogja yang Sarat dengan Nilai Sejarah
Contoh Wisata Religi
Wisata religi dalam Islam memiliki bentuk yang beragam, tergantung pada tujuan dan nilai yang ingin dicapai oleh pelakunya. Aktivitas-aktivitas ini umumnya dilakukan sebagai wujud penghormatan, pembelajaran, dan pendekatan spiritual. Berikut beberapa contoh kegiatan yang umum dilakukan dalam wisata religi oleh umat Islam di Indonesia:
Ziarah ke Makam Wali atau Tokoh Agama
Mengunjungi makam para wali dan tokoh agama seperti Walisongo, syekh, atau ulama besar lainnya menjadi aktivitas utama wisata religi. Tempat-tempat ini dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat, sekaligus menjadi sarana untuk mengenal lebih dalam perjuangan mereka dalam menyebarkan Islam.
Masjid Bersejarah
Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran, dakwah, dan budaya Islam. Banyak masjid tua di Indonesia yang menyimpan cerita panjang dan simbol perjuangan umat Islam. Mengunjungi masjid ini bisa menjadi pelajaran langsung tentang akulturasi Islam dan budaya lokal.
Mengunjungi Peninggalan Budaya dan Spiritual Islam
Menyaksikan langsung peninggalan budaya dan spiritual Islam dari masa lampau memberi pengalaman yang mendalam dan bermakna. Melalui masjid tua, makam wali, dan simbol-simbol keislaman, kita bisa memahami bagaimana Islam berkembang dengan pendekatan budaya lokal. Ini bukan hanya menambah wawasan sejarah, tapi juga memperkuat rasa spiritualitas dan kebanggaan sebagai umat Islam.
Manfaat Wisata Religi di Momen Idul Adha
Idul Adha bukan hanya momen berkurban dan berkumpul bersama keluarga, tetapi juga saat yang tepat untuk merenungi nilai-nilai keimanan. Mengisi waktu libur dengan kegiatan yang bernuansa spiritual dapat memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan bermakna. Melakukan wisata religi saat Idul Adha memiliki keistimewaan tersendiri. Berikut beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan:
Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
Mengunjungi tempat-tempat yang sarat nilai spiritual bisa menjadi momen introspeksi diri dan memperkuat keimanan. Mendengarkan kisah perjuangan para tokoh Islam, melihat langsung jejak mereka, serta merasakan atmosfer religius akan membawa hati lebih dekat pada Sang Pencipta.
Mengenal Sejarah dan Budaya Islam
Wisata religi juga menjadi jendela pembelajaran tentang bagaimana Islam menyebar di nusantara. Kita bisa mempelajari nilai-nilai dakwah, toleransi, hingga strategi pendekatan budaya yang para wali dan ulama gunakan dalam menyebarkan agama Islam.
Mengisi Liburan dengan Aktivitas Positif
Daripada hanya berlibur untuk hiburan, wisata religi memberikan nilai tambah berupa pengalaman spiritual dan edukatif. Ini sangat cocok untuk keluarga yang ingin memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak secara kontekstual.
Meningkatkan Kepedulian Sosial
Beberapa kegiatan wisata religi seringkali disertai dengan program sosial seperti bersedekah, berbagi makanan, atau gotong royong membersihkan masjid. Ini membantu menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
Baca Juga: Peran Konsultan Untuk Wisata Religi dan Spiritual saat Ramadhan
Destinasi Wisata Religi di Jogja
Daerah Istimewa Yogyakarta dapat menjadi salah satu kota alternatif untuk wisata religi. Pasalnya, banyak destinasi wisata religi Islam yang menarik dan sarat sejarah. Berikut beberapa tempat wisata religi yang bisa kamu kunjungi saat libur Idul Adha:
Makam Syekh Maulana Maghribi
Terletak tidak jauh dari pantai Parangtritis, tepatnya di Dusun Mancingan, Parangtritis, makam ini menjadi salah satu tempat spiritual yang menarik. Syekh Maulana Maghribi diyakini sebagai salah satu penyebar Islam di wilayah selatan Jawa. Lokasinya yang berada di area perbukitan Sentono juga menyuguhkan pemandangan alam yang menenangkan.
Makam Syekh Belabelu
Meski belum terlalu populer, makam Syekh Belabelu di kawasan Bukit Banteng, Dusun Mancingan, Parangtritis juga memiliki sejarah panjang dalam penyebaran Islam di pedalaman Yogyakarta. Syekh Bela Belu merupakan salah satu putra keturunan Raja Brawijaya V yang sangat rajin melakukan pertapaan dan mencari ilmu terkait agama islam. Makam ini sendiri telah ditetapkan oleh Sultan Hamengku Buwono IV
Masjid Pathok Negoro Plosokuning
Masjid ini merupakan salah satu dari lima masjid Pathok Negoro, yang berdiri pada masa Kesultanan Yogyakarta. Tidak hanya memiliki arsitektur tradisional yang khas, masjid ini juga menyimpan fungsi penting dalam pengembangan Islam dan menjaga hubungan antara kerajaan dan umat. Telah berdiri sejak tahun 1724, masjid ini menjadi pusat kajian religi bagai masyarakat Yogyakarta. Arsitektur masjid ini bergaya jawa yang merujuk pada Masjid Agung Demak.
Masjid Gedhe Kauman
Terletak di pusat kota Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman adalah simbol peran Islam dalam pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Masjid ini sering menjadi lokasi utama pelaksanaan shalat Idul Adha. Arsitekturnya yang kental dengan budaya Jawa-Islam menjadi daya tarik tersendiri. Masjid ini telah berdiri sejak 29 Mei 1773 dengan perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk menjadi simbol harmonisasi dari Kesultanan Yogyakarta.
Masjid Agung Kotagede
Tak hanya itu, Masjid Agung Kotagede juga bisa menjadi pilihan wisata religi yang menarik lainnya di Yogyakarta. Ini adalah salah satu masjid tertua di Yogyakarta dan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Islam. Masjid ini menjadi saksi bagaimana perjuangan Sunan Kalijaga memperluas ajaran Islam di wilayah Kota Yogyakarta. Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari budaya jawa dan Islam yang terlihat jelas pada setiap sisinya. Bagi kamu yang ingin mempelajari bagaimana perjuangan dan ajaran-ajaran Sunan Kalijaga bisa mengunjungi masjid ini sambil merefleksi diri di tengah liburan Idul Adha.
Sambil menikmati momen liburan Idul Adha dengan wisata religi yang penuh makna, tak ada salahnya mulai mempertimbangkan langkah baru untuk berkontribusi lebih dalam dunia pariwisata. Menjadi konsultan pariwisata bisa menjadi pilihan karir yang menarik, apalagi jika kamu memiliki ketertarikan pada pengembangan destinasi, edukasi budaya, atau penyusunan program wisata yang bermuatan nilai. Melalui Sertifikasi Konsultan Pariwisata dari LSPP Jana Dharma Indonesia, kamu bisa memperoleh pengakuan resmi atas kompetensimu sekaligus membuka peluang baru dalam dunia kerja yang dinamis dan berdampak. Karena sejatinya, merancang perjalanan yang mendidik dan menyentuh sisi spiritual masyarakat adalah bagian penting dari pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.