Wisata bukan hanya sekadar tentang edukasi, budaya, alam, tetapi juga terdapat wisata religi atau yang biasa kita kenal dengan ziarah. Salah satu kota yang ternyata juga menyimpan satu sisi lain yang tak kalah dalam hal religi ialah Jogja. Di kota ini kamu bisa berwisata ziarah untuk belajar, berdoa, maupun hanya berkunjung untuk menyejukkan hati dan pikiran.
Wisata ziarah merupakan perjalanan yang berbeda. Bukan sekadar melihat dan berswafoto, tetapi menyelami napas panjang sejarah Islam di Tanah Jawa, merenung di tengah sunyi, dan mungkin, menemukan kembali makna hidup. Mari kita bahas selengkapnya mengenai wisata ziarah di Jogja dalam artikel berikut.
Table of Contents
ToggleApa Itu Wisata Ziarah?
Secara umum, wisata ziarah adalah perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang ke tempat-tempat yang memiliki nilai spiritual atau religius. Maksud atau alasan seseorang melakukan ziarah dapat beragam, seperti memanjatkan doa, mengenang jasa tokoh-tokoh agama, serta memperdalam pemahaman terhadap ajaran dan nilai-nilai keagamaan.
Di Indonesia, wisata ziarah paling banyak dikaitkan dengan Islam, terutama ke makam para wali, ulama besar, atau tokoh-tokoh penting dalam sejarah penyebaran agama. Wisata ini sering dipandang bukan hanya sebagai kegiatan religius, tetapi juga sebagai cara untuk melestarikan budaya, membangun koneksi spiritual, dan memperkuat nilai-nilai kehidupan.
Tujuan Wisata Ziarah
Meski berangkat dari niat religius, wisata ziarah memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar kunjungan spiritual. Aktivitas ini sering kali menjadi sarana refleksi diri, memperdalam nilai-nilai keimanan, sekaligus mengenang perjalanan hidup tokoh-tokoh besar keagamaan. Bagi sebagian orang, ziarah juga menjadi bentuk penguatan jati diri dan pencarian makna hidup. Lantas, apa saja sebenarnya tujuan utama dari wisata ziarah?
Menumbuhkan Ketakwaan
Dengan mengunjungi makam atau situs religi, seseorang diingatkan kembali pada hakikat kehidupan, yaitu bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara. Ziarah mengajak kita untuk merenungkan kematian dan pentingnya mempersiapkan bekal amal untuk akhirat. Kegiatan ini menjadi momen spiritual yang dapat memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Banyak orang merasakan dorongan untuk lebih rajin beribadah dan memperbaiki diri setelah berziarah.
Mengenal Sejarah Islam dan Tokoh-Tokoh Besarnya
Banyak tempat ziarah merupakan warisan sejarah yang merekam jejak penting perkembangan Islam di wilayah Nusantara. Melalui kegiatan ziarah, kita dapat lebih memahami perjuangan para ulama, wali, dan tokoh-tokoh berpengaruh dalam menyebarluaskan ajaran Islam dengan cara yang damai dan penuh kearifan. Ziarah juga membuka wawasan tentang akar tradisi Islam lokal serta kekayaan warisan spiritual yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dengan begitu, kita terdorong untuk lebih menghargai peran besar para pendahulu dalam memperkenalkan dan menegakkan nilai-nilai keislaman
Mencari Ketentraman Batin
Suasana damai dan khusyuk di tempat ziarah sering membuat hati lebih tenang dan pikiran lebih jernih. Banyak peziarah datang untuk merenung, berdoa, dan melepaskan diri dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Aktivitas ini menjadi bentuk terapi spiritual yang menenangkan batin dan memperbaiki kondisi emosional. Ziarah membantu seseorang menemukan kembali makna hidup dan meningkatkan kesadaran diri.
Menjalin Silaturahmi
Ziarah sering dilakukan secara berkelompok, baik oleh keluarga, komunitas, atau jamaah masjid. Dalam prosesnya, tercipta momen kebersamaan yang mempererat tali persaudaraan di antara sesama Muslim. Selain ibadah, kegiatan ini juga menjadi sarana saling mengenal, berbagi pengalaman spiritual, dan memperkuat solidaritas sosial. Hubungan yang terjalin di tengah kegiatan religius semacam ini biasanya lebih bermakna dan langgeng.
Baca Juga: Buat Kamu Si Penjelalah Malam, Ini Spot Wisata Malam Jogja yang Bikin Betah
Wisata Ziarah di Jogja
Dengan latar belakang sejarah yang panjang dan keberagaman masyarakatnya, Jogja menjadi tempat yang kaya akan situs ziarah lintas agama. Dari pegunungan hingga pesisir, dari tempat ibadah kuno hingga makam para tokoh spiritual, setiap lokasi menyimpan kisah yang sarat makna. Tidak hanya menjadi destinasi spiritual, tempat-tempat ini juga mencerminkan kekayaan budaya dan toleransi yang tumbuh harmonis di tengah masyarakat Jogja. Berikut adalah beberapa destinasi wisata ziarah di Jogja yang layak Anda kunjungi.
Makam Syekh Maulana Maghribi
Sumber: jogjacagar.jogjaprov.go.id
Syekh Maulana Maghribi merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa. Beliau merupakan salah satu penyebar Islam sebelum para Wali Sanga yang berasal dari Maroko. Makam beliau berada di puncak Bukit Sentono, Dusun Mancingan, Parangtritis, Bantul, dan sering dikunjungi oleh umat Islam yang ingin mengenang jasa dan perjuangan dakwah yang telah beliau lakukan. Plesteran semen dan penutup kain mori akan kalian jumpai pada nisan makam Syekh Maulana Maghribi ini. Terdapat pula bangunan joglo yang bisa wisatawan gunakan untuk istirahat. Di kawasan ini, juga terdapat dua batu andesit yang berada di ruangan abdi dalem.
Makam Raja-Raja Imogiri
Sumber: jogjacagar.jogjaprov.go.id
Masih di kawasan Bantul tepatnya di Bukit Imogiri terdapat pula kompleks pemakaman Raja Mataram Imogiri. Makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para raja dan bangsawan dari Kesultanan Mataram, Kasunanan Surakarta, serta Kasultanan Yogyakarta. Beberapa makam raja yang ada di kawasan ini seperti makam Sri Susuhunan Paku Buwana I, Makam ini adalah simbol penting dalam sejarah Jawa dan spiritualitas keraton.
Pengunjung yang hendak berziarah biasanya harus mengenakan pakaian adat Jawa sebagai bentuk penghormatan apabila akan memasuki area-area tertentu. Suasana sakral dan arsitektur tradisional yang masih terjaga membuat tempat ini sangat berkesan secara spiritual dan historis. Kamu bisa mengunjungi makam imogiri ini setiap hari mulai pada pukul 10.00 hingga 13.00, kecuali di hari Jumat mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB.
Gua Maria Sendangsono
Sumber: traveloka.com
Gua Maria Sendangsono adalah salah satu wisata ziarah di Jogja yang cukup terkenal. Terletak di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, tempat ini menjadi tujuan utama peziarah Katolik dari berbagai daerah.
Gua ini dibangun di sekitar mata air alami (sendang) dan memiliki suasana yang sangat khusyuk. Di gua ini terdapat 19 lonceng di Sendangsono yang memang dipergunakan untuk kegiatan beribadah. Selain itu terdapat pula sumber air suci yang memiliki sejarah sebagai tempat pembaptisan massal pertama di Jawa. Kamu juga tak akan bosan untuk menikmati panorama alam yang adai sekitar Gua Maria Sendangsono yang masih terjaga.
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran
Sumber: gerejaganjuran.org
Tak hanya Gua Maria Sendangsono, bagi umat katolik yang ingin melakukan wisata ziarah, masih di kawasan Bantul juga dapat mengunjungi Gereja dan Candi Ganjuran. Keluarga Schmutzer merupakan pendiri dari Gereja dan Candi tersebut. Ini merupakan gereja katolik pertama yang berdiri di Kabupaten Bantul pada tahun 1924.
Kamu bisa melihat inkulturasi yang ada pada bangunan atau arsitektur gereja ini melalui candi yang merepresentasikan budaya jawa dan bangunan bernuansa romawi. Pembangunan candi ini sendiri sebagai lambang monumen atas keberhasilan pabrik gula keluarga Schmutzer yang lolos dari krisis keuangan saat itu. .
Pura Vaikuntha Vyomantara
Sumber: kelumajang.com
Berada di kompleks Angkatan Udara Janti, Sleman, pura ini menjadi pusat kegiatan umat Hindu di Jogja dan menjadi tempat ziarah saat perayaan besar seperti Galungan dan Kuningan. Nama “Vaikuntha” sendiri merujuk pada kata Vaikuntha yang melambangkan inkarnasi dari Shri Wisnu.
Setiap tahunnya, pura ini melaksanakan Upacara Pawedalan setiap bulan purnama tiba. Pura ini telah berdiri sejak tahun 1997 hingga pembangunan selesai pada tahun 2007.
Arsitektur pura yang indah serta ketenangan yang ditawarkan membuat banyak peziarah datang tidak hanya untuk ritual keagamaan, tapi juga untuk meditasi dan kontemplasi.
Vihara Vidyaloka
Sumber: vidyasena.org
Bagi umat Budha, kamu juga bisa mengunjungi salah satu destinasi wisata ziarah jogja di Vihara Vidyaloka. Vihara ini telah berdiri sejak tanggal 1 Februari 1997. Berlokasi di Jl. Kenari, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta vihara ini menjadi tempat ibadah serta pusat kegiatan spiritual yang sering umat Buddha lakukan. Vihara Vidyaloka juga menjadi tempat ziarah, terutama saat perayaan Waisak dan hari besar lainnya. Selain itu, kamu bisa mengikuti kegiatan puja bakti pada setiap hari Minggu pukul 09.00 WIB, kegiatan Uposatha setiap imlek, serta Sekolah Minggu pada pukul 08.00 WIB.
Baca Juga: Kupas Tuntas Halal Tourism dari Indikator hingga Peran Konsultan Pariwisata di Dalamnya
Tips Saat Berwisata Ziarah
Agar pengalaman ziarah berjalan dengan khusyuk dan tetap menghormati nilai-nilai yang dijunjung tinggi di setiap lokasi, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Setiap lokasi ziarah memiliki suasana religius dan tata tertib yang beragam, sehingga penting untuk bersikap bijak dan menghormatinya. Persiapan yang baik tidak hanya mencakup kebutuhan fisik atau logistik, tetapi juga kesiapan mental dan spiritual dalam menjalani perjalanan ini. Berikut beberapa panduan yang dapat Anda ikuti saat melakukan wisata ziarah.
Persiapkan Niat dan Mental
Perjalanan batin yang memerlukan kesiapan spiritual ini bukan sekadar aktivitas liburan, melainkan bagian dari esensi wisata ziarah itu sendiri. Sebelum berangkat, luangkan waktu untuk menata niat dan mengarahkan tujuan kunjungan bukan hanya untuk melihat-lihat, tapi juga untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Makna pengalaman selama berada di tempat ziarah sangat dipengaruhi oleh ketulusan niat yang dibawa sejak awal perjalanan. Jangan terburu-buru, nikmati setiap momen dengan tenang dan penuh kesadaran. Kesungguhan hati akan membuat ziarah menjadi pengalaman yang menyentuh dan bermakna.
Kenakan Pakaian Sopan
Pakaian mencerminkan sikap hormat kita terhadap tempat dan tradisi yang berlaku di lokasi ziarah. Kenakan pakaian yang menutup aurat, bersih, dan rapi agar tidak menyinggung perasaan pihak lain, terutama penjaga atau juru kunci setempat. Di sejumlah tempat, seperti Makam Raja-Raja Imogiri, terdapat aturan khusus yang harus dipatuhi, salah satunya adalah kewajiban mengenakan pakaian adat Jawa saat memasuki area suci. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap adat dan budaya lokal yang masih dijaga dengan ketat. Selain itu, berpakaian dengan sopan turut mendukung terciptanya suasana yang khusyuk dan tenang, sehingga ziarah dapat dijalani dengan penuh penghormatan dan ketenangan batin.
Jaga Etika dan Ketertiban
Situs ziarah merupakan tempat suci yang sebaiknya dijaga ketenangannya. Hindari berbicara keras, tertawa berlebihan, atau menggunakan ponsel secara sembarangan saat berada di area ziarah. Buang sampah pada tempatnya dan patuhi rambu atau arahan dari pengelola lokasi. Etika yang baik tidak hanya menunjukkan kedewasaan spiritual, tapi juga mencerminkan rasa hormat kepada peziarah lain dan roh para tokoh tersebut. Ingatlah bahwa kamu sedang berada di tempat yang sakral, bukan tempat rekreasi biasa.
Gunakan Jasa Pemandu Jika Perlu
Banyak tempat ziarah di Jogja memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang sangat kaya. Menggunakan jasa pemandu lokal memungkinkan kamu untuk tidak sekadar mengunjungi, tetapi juga memahami makna dan sejarah di balik tempat ziarah tersebut. Kamu akan mendapatkan informasi tentang siapa yang dimakamkan, peran tokoh tersebut dalam sejarah, serta pelajaran moral atau spiritual yang bisa diambil. Selain itu, pemandu dapat membantu kamu menjalankan ziarah sesuai dengan tata cara dan tradisi yang berlaku di lokasi tersebut. Ini akan membuat pengalaman ziarah menjadi lebih dalam dan terarah. Biasanya, pemandu lokal juga mengetahui waktu-waktu khusus atau pantangan yang perlu diperhatikan selama ziarah.
Kesimpulan
Wisata ziarah Jogja bukan hanya perjalanan ke tempat-tempat sakral. Ini adalah salah satu cara untuk menyentuh sisi terdalam dari budaya, sejarah, dan nilai spiritual masyarakat kita. Dengan meningkatnya minat terhadap wisata religi di berbagai daerah, termasuk Yogyakarta, peluang untuk mengembangkan dan membimbing wisata seperti ini menjadi semakin besar.
Bagi kamu yang memiliki ketertarikan pada dunia pariwisata, khususnya yang berbasis budaya dan spiritual, mengambil langkah profesional adalah keputusan yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti Sertifikasi Konsultan Pariwisata di LSP Jana Dharma Indonesia.
Melalui sertifikasi ini, kamu akan dibekali pengetahuan, keterampilan, dan kredensial resmi untuk menjadi ahli yang mampu merancang, mengelola, dan mempromosikan destinasi wisata secara berkelanjutan, termasuk wisata ziarah yang kini semakin diminati. Jadikan minat kamu sebagai profesi. Kembangkan potensi kamu, dan ikut serta dalam menciptakan wisata yang bukan hanya menarik, tetapi juga bermakna. Mulailah langkah kamu bersama LSP Jana Dharma Indonesia karena pariwisata Indonesia membutuhkan konsultan yang paham nilai, bukan sekadar angka.
Untuk itu, Sertifikasi Konsultan Pariwisata dari LSP Jana Dharma Indonesia menjadi sangat relevan. Para konsultan yang bersertifikat mampu memberikan sentuhan profesionalisme dalam mengelola destinasi wisata, mengembangkan produk baru, serta memastikan pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan bagi keluarga. Dengan meningkatkan kualitas layanan melalui sertifikasi ini, Jogja bisa terus berkembang menjadi kota yang tidak hanya ramah anak, tetapi juga unggul dalam kualitas pariwisata.
Untuk informasi lebih lanjut dan proses pendaftaran, hubungi kami:
WhatsApp : +6282322795991
Instagram : @jana_dharma_indonesia
Email : lspp.janadharmaindonesia@gmail.com