Eco-Tourism Vs Ecomparism dalam Perencanaan Wisata Pantai

Spread the love

Wisata pantai telah menjadi salah satu daya tarik utama di banyak negara, terutama di Indonesia yang sudah terkenal dengan keindahan pantainya. Keindahan alam pantai yang memukau tidak hanya menawarkan pemandangan yang menenangkan, tetapi juga peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata.

Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, muncul pula tantangan besar dalam hal pengelolaan dan pelestarian alam. Di sinilah pentingnya perencanaan wisata pantai yang berkelanjutan, yang memadukan kepentingan ekonomi dengan perlindungan terhadap ekosistem.

Perencanaan wisata pantai yang efektif memerlukan perhatian pada berbagai aspek, mulai dari regulasi pemerintah hingga penerapan konsep ekowisata yang ramah lingkungan. Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana perencanaan wisata pantai dapat menerapkan konsep-konsep penting berikut.

Permenparekraf No.9 Tahun 2021

Perencanaan wisata di Indonesia diatur melalui Permenparekraf No 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Salah satu hal yang menjadi penekanan penting dalam peraturan ini adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Terutama di kawasan wisata yang rawan mengalami kerusakan ekologis seperti pantai.

Menurut Permenparekraf, pengelolaan wisata harus menjaga aspek sosial, budaya, lingkungan, dan keberlanjutan sumber daya alam. Khusus untuk wisata pantai, pengelolaan yang berkelanjutan melibatkan pengaturan kapasitas pengunjung, pengawasan aktivitas wisata, dan pelaksanaan praktek ramah lingkungan dalam setiap aspek operasional.

Misalnya, pengelolaan sampah dan polusi di kawasan pantai harus menjadi prioritas. Peraturan ini menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam menjaga kualitas lingkungan pantai sebagai tempat rekreasi. Dengan demikian, Permenparekraf No 9 Tahun 2021 menjadi pedoman perancangan wisata pantai yang menguntungkan secara ekonomi dan melestarikan alam. Berikut merupakan aspek penting dalam perencanaan wisata pantai sesuai dengan peraturan tersebut.

Aspek Penting dalam  Perencanaan Wisata Pantai

Perencanaan wisata pantai yang sukses harus memadukan kebutuhan wisatawan dengan kebutuhan pelestarian alam. Konsep perencanaan ini mencakup berbagai elemen yang saling terkait, mulai dari desain infrastruktur hingga tata kelola lingkungan.

Tata Ruang dan Infrastruktur yang Ramah Lingkungan

Pertama-tama, perencanaan wisata pantai harus memperhatikan tata ruang yang tidak merusak ekosistem pantai. Ini termasuk menentukan zona-zona yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata, serta zona-zona yang harus dilindungi. Misalnya, area terumbu karang dan mangrove harus terjaga agar tidak terpengaruh oleh pembangunan. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan, dan sistem pengelolaan air bersih yang efisien juga sangat diperlukan.

Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Wisatawan

Kedua, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam pantai. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi dan pelatihan bagi masyarakat lokal. Selain itu juga, melalui pemberian informasi kepada wisatawan mengenai perilaku yang ramah lingkungan. Dengan demikian, pengunjung bisa merasa lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam sekitar mereka.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Keberhasilan perencanaan wisata pantai juga sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam sektor ini. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas SDM dalam hal manajemen pariwisata yang berkelanjutan, konservasi alam, serta keterampilan teknis lainnya perlu diperhatikan. Pelatihan dan sertifikasi bagi pemandu wisata, pengelola hotel, restoran, serta usaha-usaha lokal di sekitar destinasi wisata pantai akan meningkatkan kualitas layanan dan kesadaran lingkungan.

Baca Juga: 7 Hal Penting dalam Perencanaan Destinasi Wisata yang Sukses

Konsep Perencanaan Wisata Pantai

Eco-Tourism Destination

Salah satu konsep yang sedang berkembang dalam dunia pariwisata adalah Eco-Tourism Destination (ETD). Eco-Tourism Destination bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan potensi pariwisata yang berkelanjutan dengan menggunakan strategi yang akan diterapkan menyesuaikan kondisi fisik alam. Pada dasarnya berikut merupakan prinsip konsep eco-tourism destination.

prinsip ecotourism dalam perencanaan wisata pantai

Sumber: SanazShafieea, dkk. (2019)

Contoh studi perencanaan pantai yang menerapkan konsep perencanaan wisata pantai berbasis eco-tourism ini adalah Pantai Taipa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan prinsip eco-tourism tersebut, Fatmawati, dkk (2022) melakukan analisis bahwasanya Pantai Taipa memerlukan penerapan energi terbarukan untuk pembangunan berkelanjutan. Kemudian juga, konektivitas alam dan desain, pemanfaatan vegetasi eksisting yang dipadukan dengan vegetasi tambahan.

Penataan ramah lingkungan ini diharapkan mampu untuk mengurangi berbagai polusi lingkungan  seperti  polusi  udara, polusi  visual dan lain sebagainya. Penambahan interactive technology juga menjadi bagian dalam penerapan konsep perencanaan eco-tourism di Pantai Taipa tersebut. Berikut merupakan rancangan Fatmawati, dkk (2022) terkait konsep perencanaan wisata pantai berbasis eco-tourism di Pantai Taipa Kendari.

perencanaan wisata pantai ecotourism di Pantai Taipa

Sumber: Fatmawati, dkk (2022)

Ecomparism

Di tengah semakin tingginya minat wisatawan untuk menikmati pesona alam, muncul konsep ecomparism yang memadukan dua elemen penting. Elemen pariwisata yang ramah lingkungan dan pengelolaan destinasi yang terorganisir dengan baik merupakan bagian dari konsep ecomparism.

Kata ecomparism sendiri berasal dari gabungan istilah eco-compact tourism. Artinya, wisata yang menjaga ekosistem alam sambil menyediakan atraksi dan fasilitas yang lengkap serta nyaman bagi pengunjung. Hal yang membedakan ecomparism dengan model wisata lainnya adalah fokus utamanya pada bagaimana menjaga keseimbangan antara eksploitasi dan pelestarian lingkungan.

Konsep ecomparism mengusung prinsip segitiga keberlanjutan yang mencakup tiga pilar utama, yakni ekologi (planet), ekonomi (profit), dan sosial-budaya (people). Beberapa standar atau prinsip yang ada dalam konsep perencanaan wisata pantai ini yakni kecepatan arus, penutupan lahan pantai, topografi laut. Kemudian juga estetika dan keaslian, atraksi, fasilitas pendukung, dan lain sebagainya. 

Contoh studi yang menjelaskan bahwasanya konsep ecomparism ini adalah studi dari Putra, dkk (2018) yang menganalisis perencanaan wisata  Pantai Teloek Dalam di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Ekosistem di Pantai Teloek Dalam sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu ekosistem pantai, ekosistem padang lamun, dan ekosistem sungai. Dengan masing-masing ekosistem memiliki karakteristik yang unik. Perpaduan antara ekosistem-ekosistem ini (ecotone) menjadikan kawasan Pantai Teloek Dalam sangat kaya akan berbagai komponen biotik dan abiotik yang potensial untuk wisata pantai.

Dalam perencanaan kawasan wisata ini, terdapat 13 aktivitas yang dapat wisatawan nikmati, seperti memancing, berperahu, mencari kerang, berenang, berfoto, piknik, dan bermain bola pantai. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati aktivitas voli pantai, bermain layang-layang, menginap, menikmati sunrise, membeli suvenir, dan mencicipi kuliner khas setempat yang tetap memperhatikan keseimbangan dan terjaganya alam kawasan Pantai Teloek Dalam tersebut.

Baca Juga: Menerapkan Praktek Manajemen Sampah untuk Lingkungan Wisata yang Bersih

Kesimpulan

Konsep perencanaan wisata pantai yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa destinasi wisata tetap menarik, ramah lingkungan, dan memberi manfaat bagi masyarakat lokal. Melalui pendekatan eco-tourism dan ecomparism, kita dapat menciptakan kawasan wisata yang tidak hanya melestarikan alam tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang berkelanjutan. Namun, agar perencanaan dan pengelolaan destinasi pantai ini dapat berjalan dengan efektif, dibutuhkan keahlian khusus dalam merancang dan mengelola wisata yang seimbang antara konservasi, ekonomi, dan sosial-budaya.

Untuk itu, LSP Jana Dharma Indonesia menyediakan Sertifikasi Konsultan di bidang pariwisata berkelanjutan, yang dapat membantu kamu  atau tim pengelola destinasi pantai untuk menguasai konsep-konsep seperti eco-tourism dan ecomparism dengan lebih mendalam. Dengan sertifikasi ini, kamu akan mendapatkan pengetahuan praktis dan keterampilan yang dibutuhkan untuk merancang wisata pantai yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga berkelanjutan. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meningkatkan profesionalisme kamu dalam dunia pariwisata berkelanjutan. Bergabunglah dengan kami di LSP Jana Dharma Indonesia dan wujudkan destinasi wisata pantai yang ramah lingkungan dan menguntungkan.

Untuk informasi lebih lanjut dan proses pendaftaran, hubungi kami:

WhatsApp : +6282322795991
Instagram : @jana_dharma_indonesia
Email : lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Eco-Tourism Vs Ecomparism dalam Perencanaan Wisata Pantai

Spread the love

Wisata pantai telah menjadi salah satu daya tarik utama di banyak negara, terutama di Indonesia yang sudah terkenal dengan keindahan pantainya. Keindahan alam pantai yang memukau tidak hanya menawarkan pemandangan yang menenangkan, tetapi juga peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata.

Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, muncul pula tantangan besar dalam hal pengelolaan dan pelestarian alam. Di sinilah pentingnya perencanaan wisata pantai yang berkelanjutan, yang memadukan kepentingan ekonomi dengan perlindungan terhadap ekosistem.

Perencanaan wisata pantai yang efektif memerlukan perhatian pada berbagai aspek, mulai dari regulasi pemerintah hingga penerapan konsep ekowisata yang ramah lingkungan. Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana perencanaan wisata pantai dapat menerapkan konsep-konsep penting berikut.

Permenparekraf No.9 Tahun 2021

Perencanaan wisata di Indonesia diatur melalui Permenparekraf No 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Salah satu hal yang menjadi penekanan penting dalam peraturan ini adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Terutama di kawasan wisata yang rawan mengalami kerusakan ekologis seperti pantai.

Menurut Permenparekraf, pengelolaan wisata harus menjaga aspek sosial, budaya, lingkungan, dan keberlanjutan sumber daya alam. Khusus untuk wisata pantai, pengelolaan yang berkelanjutan melibatkan pengaturan kapasitas pengunjung, pengawasan aktivitas wisata, dan pelaksanaan praktek ramah lingkungan dalam setiap aspek operasional.

Misalnya, pengelolaan sampah dan polusi di kawasan pantai harus menjadi prioritas. Peraturan ini menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam menjaga kualitas lingkungan pantai sebagai tempat rekreasi. Dengan demikian, Permenparekraf No 9 Tahun 2021 menjadi pedoman perancangan wisata pantai yang menguntungkan secara ekonomi dan melestarikan alam. Berikut merupakan aspek penting dalam perencanaan wisata pantai sesuai dengan peraturan tersebut.

Aspek Penting dalam  Perencanaan Wisata Pantai

Perencanaan wisata pantai yang sukses harus memadukan kebutuhan wisatawan dengan kebutuhan pelestarian alam. Konsep perencanaan ini mencakup berbagai elemen yang saling terkait, mulai dari desain infrastruktur hingga tata kelola lingkungan.

Tata Ruang dan Infrastruktur yang Ramah Lingkungan

Pertama-tama, perencanaan wisata pantai harus memperhatikan tata ruang yang tidak merusak ekosistem pantai. Ini termasuk menentukan zona-zona yang bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata, serta zona-zona yang harus dilindungi. Misalnya, area terumbu karang dan mangrove harus terjaga agar tidak terpengaruh oleh pembangunan. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan, pemanfaatan energi terbarukan, dan sistem pengelolaan air bersih yang efisien juga sangat diperlukan.

Peningkatan Kesadaran Masyarakat dan Wisatawan

Kedua, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam pantai. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi dan pelatihan bagi masyarakat lokal. Selain itu juga, melalui pemberian informasi kepada wisatawan mengenai perilaku yang ramah lingkungan. Dengan demikian, pengunjung bisa merasa lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam sekitar mereka.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Keberhasilan perencanaan wisata pantai juga sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam sektor ini. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas SDM dalam hal manajemen pariwisata yang berkelanjutan, konservasi alam, serta keterampilan teknis lainnya perlu diperhatikan. Pelatihan dan sertifikasi bagi pemandu wisata, pengelola hotel, restoran, serta usaha-usaha lokal di sekitar destinasi wisata pantai akan meningkatkan kualitas layanan dan kesadaran lingkungan.

Baca Juga: 7 Hal Penting dalam Perencanaan Destinasi Wisata yang Sukses

Konsep Perencanaan Wisata Pantai

Eco-Tourism Destination

Salah satu konsep yang sedang berkembang dalam dunia pariwisata adalah Eco-Tourism Destination (ETD). Eco-Tourism Destination bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan potensi pariwisata yang berkelanjutan dengan menggunakan strategi yang akan diterapkan menyesuaikan kondisi fisik alam. Pada dasarnya berikut merupakan prinsip konsep eco-tourism destination.

prinsip ecotourism dalam perencanaan wisata pantai

Sumber: SanazShafieea, dkk. (2019)

Contoh studi perencanaan pantai yang menerapkan konsep perencanaan wisata pantai berbasis eco-tourism ini adalah Pantai Taipa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan prinsip eco-tourism tersebut, Fatmawati, dkk (2022) melakukan analisis bahwasanya Pantai Taipa memerlukan penerapan energi terbarukan untuk pembangunan berkelanjutan. Kemudian juga, konektivitas alam dan desain, pemanfaatan vegetasi eksisting yang dipadukan dengan vegetasi tambahan.

Penataan ramah lingkungan ini diharapkan mampu untuk mengurangi berbagai polusi lingkungan  seperti  polusi  udara, polusi  visual dan lain sebagainya. Penambahan interactive technology juga menjadi bagian dalam penerapan konsep perencanaan eco-tourism di Pantai Taipa tersebut. Berikut merupakan rancangan Fatmawati, dkk (2022) terkait konsep perencanaan wisata pantai berbasis eco-tourism di Pantai Taipa Kendari.

perencanaan wisata pantai ecotourism di Pantai Taipa

Sumber: Fatmawati, dkk (2022)

Ecomparism

Di tengah semakin tingginya minat wisatawan untuk menikmati pesona alam, muncul konsep ecomparism yang memadukan dua elemen penting. Elemen pariwisata yang ramah lingkungan dan pengelolaan destinasi yang terorganisir dengan baik merupakan bagian dari konsep ecomparism.

Kata ecomparism sendiri berasal dari gabungan istilah eco-compact tourism. Artinya, wisata yang menjaga ekosistem alam sambil menyediakan atraksi dan fasilitas yang lengkap serta nyaman bagi pengunjung. Hal yang membedakan ecomparism dengan model wisata lainnya adalah fokus utamanya pada bagaimana menjaga keseimbangan antara eksploitasi dan pelestarian lingkungan.

Konsep ecomparism mengusung prinsip segitiga keberlanjutan yang mencakup tiga pilar utama, yakni ekologi (planet), ekonomi (profit), dan sosial-budaya (people). Beberapa standar atau prinsip yang ada dalam konsep perencanaan wisata pantai ini yakni kecepatan arus, penutupan lahan pantai, topografi laut. Kemudian juga estetika dan keaslian, atraksi, fasilitas pendukung, dan lain sebagainya. 

Contoh studi yang menjelaskan bahwasanya konsep ecomparism ini adalah studi dari Putra, dkk (2018) yang menganalisis perencanaan wisata  Pantai Teloek Dalam di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Ekosistem di Pantai Teloek Dalam sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu ekosistem pantai, ekosistem padang lamun, dan ekosistem sungai. Dengan masing-masing ekosistem memiliki karakteristik yang unik. Perpaduan antara ekosistem-ekosistem ini (ecotone) menjadikan kawasan Pantai Teloek Dalam sangat kaya akan berbagai komponen biotik dan abiotik yang potensial untuk wisata pantai.

Dalam perencanaan kawasan wisata ini, terdapat 13 aktivitas yang dapat wisatawan nikmati, seperti memancing, berperahu, mencari kerang, berenang, berfoto, piknik, dan bermain bola pantai. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati aktivitas voli pantai, bermain layang-layang, menginap, menikmati sunrise, membeli suvenir, dan mencicipi kuliner khas setempat yang tetap memperhatikan keseimbangan dan terjaganya alam kawasan Pantai Teloek Dalam tersebut.

Baca Juga: Menerapkan Praktek Manajemen Sampah untuk Lingkungan Wisata yang Bersih

Kesimpulan

Konsep perencanaan wisata pantai yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa destinasi wisata tetap menarik, ramah lingkungan, dan memberi manfaat bagi masyarakat lokal. Melalui pendekatan eco-tourism dan ecomparism, kita dapat menciptakan kawasan wisata yang tidak hanya melestarikan alam tetapi juga memberikan nilai ekonomi yang berkelanjutan. Namun, agar perencanaan dan pengelolaan destinasi pantai ini dapat berjalan dengan efektif, dibutuhkan keahlian khusus dalam merancang dan mengelola wisata yang seimbang antara konservasi, ekonomi, dan sosial-budaya.

Untuk itu, LSP Jana Dharma Indonesia menyediakan Sertifikasi Konsultan di bidang pariwisata berkelanjutan, yang dapat membantu kamu  atau tim pengelola destinasi pantai untuk menguasai konsep-konsep seperti eco-tourism dan ecomparism dengan lebih mendalam. Dengan sertifikasi ini, kamu akan mendapatkan pengetahuan praktis dan keterampilan yang dibutuhkan untuk merancang wisata pantai yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga berkelanjutan. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meningkatkan profesionalisme kamu dalam dunia pariwisata berkelanjutan. Bergabunglah dengan kami di LSP Jana Dharma Indonesia dan wujudkan destinasi wisata pantai yang ramah lingkungan dan menguntungkan.

Untuk informasi lebih lanjut dan proses pendaftaran, hubungi kami:

WhatsApp : +6282322795991
Instagram : @jana_dharma_indonesia
Email : lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Most Recent Posts

  • All Post
  • Artikel
    •   Back
    • Travel Consultant
    • Tips Wisata
    • Konsultan Perencanaan Destinasi Pariwisata
    • Konsultan Perencanaan Pemasaran Pariwisata

We are here to enhance professionalism through tourism consultant certification.

Whatsapp: +62 823-2279-5991

Email: lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Kunjungi Sosial Media Kami

Be A Competent!

We are here to enhance professionalism through tourism consultant certification.

Whatsapp: +62 823-2279-5991

Email: lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Kunjungi Sosial Media Kami

Be A Competent!

We are here to enhance professionalism through tourism consultant certification.

Whatsapp: +62 823-2279-5991

Email: lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Kunjungi Sosial Media Kami

Be A Competent!

We are here to enhance professionalism through tourism consultant certification.

Whatsapp: +62 823-2279-5991

Email: lspp.janadharmaindonesia@gmail.com

Kunjungi Sosial Media Kami

Be A Competent!